Sade dan Ende Desa Adat Suku Sasak

Desa Adat Suku Sasak Sade dan Ende

Desa Adat Suku Sasak Sade dan Ende

Desa Adat Suku Sasak Sade dan Ende

Masyarakat Sasak adalah masyarakat yang beragam adat istiadat. Geografis suatu tempat juga turut menentukan bentuk kebudayaan masyarakat sekitarnya. Di kawasan yang subur-rindang, masyarakat Sasak mengambil bentuk kebudayaan yang berbeda bila misalnya dibandingkan dengan yang berada di kawasan kering-panas. Meski seiring mengenal kebudayaan modern masyarakat Sasak pun semakin adaptif dan berkembang, satu dua desa tetap mempertahankan hampir 100% kebudayaan Sasak yang lama—baik arsitektur, ritual, istiadat, hingga cara hidup. Desa semacam ini disebut ‘desa adat’. Salah satu desa adat yang ada di Lombok adalah Desa Sade.

Sade adalah sedikit desa yang tetap mempertahankan hampir seluruh keaslian Suku Sasak. Menginjakkan kaki di tanah Sade memungkinkan anda melihat gambaran kecil kehidupan suku Sasak berabad-abad yang silam. Anda akan berkeliling desa, melihat bagaimana rumah-rumah suku Sasak yang desainan interiornya unik; arsitektur yang sederhana menampilkan kuda-kuda atap berbahan bambu yang tidak dipaku, beratapkan ijuk, dan berdinding anyaman. ‘Bale’, demikianlah orang Sasak menyebutnya.
Pemandu lokal akan bercerita sepanjang jalan memandu anda berkeliling, tentang bagaimana orang Sasak menyimpan hasil sawah-ladang mereka, bagaimana rumah tangga ditata, bagaimana mereka menikah. Bahkan, tentang bagaimana orang Sasak terdahulu mengepel rumah mereka dengan kotoran kerbau; mengapa kotoran kerbau yang harus dipakai, dan bagaimana bisa hasil pel itu tidak menyisakan bau sedikitpun!

Tak jauh dari desa Sade, terdapat pula sebuah desa adat serupa bernama Ende. Desa adat yang satu ini tidak setenar Sade, tapi anda akan menemukan sesuatu yang lebih disana. Ende menawarkan kalian pertunjukan ritual kesatria Sasak, yang di dalamnya dua orang Sasak dengan pakaian adat dan bertelanjang dada bertarung hingga tubuh lebam-lebam: Presean.

Presean adalah olahraga beladiri khas Sasak yang menggunakan sebilah ‘penjalin’ (rotan) sebagai alat gebuknya dan sebuah perisai yang disebut ‘ende’ (perisai bernama ‘ende’ itu lahir di desa ini). Dengan peralatan itu, kedua pepadu (petarung presean) saling menyerang dan bertahan dengan teknik tertentu, dan tak jarang menimbulkan lebam di sekujur tubuh. Tapi akan akan diherankan oleh satu fakta, bahwa pepadu selalu riang gembira melakukan nya. Bagi orang Sasak, presean adalah simbol mengadu keberanian mengalahkan rasa takut; ketabahan menghadapi kerasnya hidup; dan kemampuan bertahan dari rasa sakit. Mereka bertarung sambil memencak mengikuti irama musik tradisional yang mengiringi, dan setelah bertarung kedua pepadu akan berpelukan damai.

Tidak setiap hari bisa melihat pemandangan seperti itu, bukan? Datanglah ke kedua desa adat suku sasak tersebut, maka anda akan melihatnya. Jika anda hendak liburan ke Lombok bersama rombongan dengan kapasitas jumlah yang banyak, anda bisa sewa bus pariwisata Lombok sebagai alat transportasi anda.

Objek wisata Lombok yang wajib dikunjungi berikut nya adalah Air Terjun Benang Kelambu dan Air Terjun Benang Stokel.

Satu tanggapan pada “Sade dan Ende Desa Adat Suku Sasak

  1. Pingback:Fakta Dan Cerita Pantai Kuta Lombok Tengah Yang Mendunia

Komentar ditutup.